Semburat pagi yang indah, dan suasana yang unik, saat pelajar difabel di Kecamatan Jepon Kabupaten Blora melaksanakan upacara bendera. Minggu (01/10/2017) pagi.

Foto : Pengibaran Bendera Merah Putih Oleh pelajar Difabel SLB N Jepon
Kabarblora.com – Setiap minggu, mayoritas semua sekolah baik swasta atau negeri dari jenjang SD hingga SMA/SMK di Kabupaten Blora libur sekolah. Pemandangan terlihat berbeda di salah satu sekolahan Kecamatan Jepon (SLB N Jepon).
Dalam rangka memperingati hari Kesaktian Pancasila 01 oktober 2017, SLB N Jepon mengadakan upacara bendera dengan maksud dan tujuan untuk memupuk pemahaman sikap nasionalisme para pelajar difabel. Dalam upacara tersebut, sambutan resmi di bacakan inspektur upacara Drs. Sutoto, M.MPd.
Mulai petugas upacara, pengibar bendera, pembawa naskah adalah pelajar difabel yang terdiri dari tuna rungu wicara, tuna daksa dan tuna grahita. Merupakan keunikan tersendiri ketika kita melihat secara langsung pelajar difabel melakukan aktifitas upacara, di bimbing oleh guru – guru SLB N Jepon menjadikan pelaksanaannyapun terlihat berbeda dengan yang banyak digelar sekolah pada umumnya.

Foto : Drs. Nur Fatoni Membimbing Pelajar Difabel Melaksanakan Upacara Hari Kesaktian Pancasila
Dari pemapararan informasi yang diberikan Drs. Nur Fatoni, “peserta yang mengikuti upacara adalah semua guru, karyawan dan pelajar difabel. Dan adahal yang spesial mas ketika pelajar difabel melaksanakan upacara, orang tuanya (wali murid) juga ikut upacara” ungkap Drs. Nur Fatoni.

Foto : Guru, Karyawan, Pelajar Difabel, Wali Murid Melaksanakan Upacara Hari Kesaktian Pancasila
Selain ungkapan yang dipaparkan oleh Drs. Nur fatoni, diungkapkan pula oleh salah satu GTT SLB N Jepon (Misbakhul Anam, S.Pd.I) “ tidak hanya pelajar difabel yang menunjukkan keseriusannya dalam upacara, kamipun juga mas. Upacara tidak harus hari senin, hari minggupun harus upacara karena peringatan hari kesaktian pancasila tepatnya dihari minggu bukan hari senin” Ungkap Anam.
Walaupun pelajar difabel adalah pelajar yang secara jasmaniah ada keterbatasan fisik, bersama guru – guru, karyawan dan wali muridnya, mereka juga mampu menunjukkan eksistensi yang sama dalam memperingati hari kesaktian pancasila.